Jumat, 13 Januari 2012

TEKNIK DAN FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH


A. TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

            Teknik penulisan sering dijumpai dalam penulisan karya ilmiah. Sebagai contoh, pada uraian ini digunakan tata cara penulisan laporan hasil penelitian.Banyak buku digunakan untuk dapat lebih memahami tata cara penulisan ini.

            Dalam penulisan karya ilmiah ada beberapa ketentuan yg patut dijadikam patokan.Berikut dipaparkan beberapa ketentuan umum yang berkaitan dengan teknik penulisan karya tulis ilmiah.

1. Notasi Ilmiah
a. Pengertian Notasi Ilmiah
            Terdapat bbermacam – macam system dalam penulisan notasi untuk menyusun karya tulis ilmiah.sistem yang dikenal dikalangan masyarakat ilmiah antara lain : system University of Chicago Press, Sistem Havard, Sistem American Pyschological Assosation
( APA ) , Sistem American Antropoloist, Sistem Harcouver, dan system gabungan
( Misalnya Sistem Harvar dengan system Huruf ) keseluruhan system tersebut pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yakni, :

  1. Sistem yang menggunakan catatan kaki ( umpamanya system Universiti of Chicago press.
  2. Sistem yang tidak menggunakan catatan kaki ( umpamanya system yang menggabungkan kedua system yang pertama )
  3. Sistem yang menggunakan catatan kaki menaruh sumber rujukan yang berupa nama pengarang., judul, penerbit, tahun penerbitan, dan halaman yang dirujuk, dibagian bawah dari halaman tulisan.
Dari sinilah dikembangkan terminilog footnote atau catatan kaki disebabkan letak rujukan yang diletakkan pada bagian bawah atau kaki dari tulisan.walaupun demikian, terdapat juga system yang menggunakan catatan kaki, namun meletakkan daftar rujukan tidak dihalaman yang sama, melaikan dibelakang setelah seluruh karya tulis selesai. Hal ini sering  dilakukan untuk memudahkan pengetikan.Sebenarnya, meletakkan daftar rujukan

1
di belakang ini bertentangan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh system catatan kaki, yakni pembaca dengan cepat menemukan sumber rujukan yang digunakan dalam karya tulis. Seorang pembaca, yang meresensi sebuah buku untuk menemukan sumber rujukan, menulis bahwa catatan kaki yang ditaruh dibelakang ( menjadi catatan belakang ), malah mempersulit pembaca untuk merekam kutipan – kutipan para analisis. Ia menyarankan Selanjutnya ia menyarankan bahwa dalam penerbitan selanjutnya hal ini dibebani.

            Contoh diatas dikemukan untuk menunjukkan bahwa setiap system notasi ilmiah mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing. Jadi, dalam memilih system notasi ilmiah, kita harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tersebut vis-a-avis tujuan penulis karya tulis kita. Kelebihan catatan system catatan kaki, disamping dengan mudah menemukan sumber rujukan pada halaman yang sama, juga memungkinkan kita kita untuk menambah keterangan tambahan untuk tubuh tulisan yang ditaruh dalam catatan kaki.

            Disebabkan hal inilah, maka system catatan kakin sangat ideal untuk penulisan karya tulis ilmiah yang dibutuhkan kedalaman dan keluasan materi tulisan seperti skripsi, tesis, desertasi, atau laporan penelitian lainnya.

            Sistem tanpa catatan kaki, sesuai dengan namanya, meletakkan daftar pernyataan yang tercanntum tulisan.Artinya dalam pernyataan yang tercantum dalam tubuh tulisan sudah terangkum didalamnya sumber rujukan. Hal sangat memudahkan penulisan, termasuk mereka yang membaca tulisan tersebut, terutama bila dikaitkan dengan diskripsi perkembangan ke ilmuan ( the state of the art ) atau analisis perbandingan dengan karya ilmiah lainnya.kelemahannya ialah bahwa setiap keterangan tambahan yang bersifat memperluas dan memperdalam tulisan tidak dapat diberikan.

            Untuk mengatasi kekurangan itu maka sering digabungkan antara system tanpa catatan kaki dan system catatan kaki. Artinya sumber rujukan menggunakan system tanpa rujukan catatan kaki, sedangkan keterangan tambahan menggunakan system catatan kaki. Penelitian akademik seperti skripsi, tesis, dan disertasi, sering menggunakan system gabungan ini.



2
b. Kutipan Catatan Kaki dan Daftar Pustaka
1.  Kutipan
            Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, defenisi, atau hasil penelitian orang lain atau penulisan sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan.
Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Walaupun kutipan atas pendapat seorang pakar itu diperkenankan, tidaklah berarti bahwa keseluruhan sebuah tulisan dapat terdiri dari kutipan – kutipan. Garis besar kerangka serta kesimpulan yang dibuat harus merupakan pendapat penulis sendiri. Kutipan – kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pandapat penulis.

Manfaat Kutipan

  1. Untuk menegaskan isi uraian
  2. Untuk membuktikan kebenaran dari sebuah peryataan yang dibuat oleh penulis
  3. Untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri.

Kutipan Langsung

            Kutipan langsung adalah pengambilan bagian tertentu dari tulisan orang lain tanpa melakukan perubahan kedalam tulisan kita. Syarat kutipan langsung sebagai berikut :

  1. Tidak booleh melakukan perubahan terhadap teks asli yang dikutip.
  2. Menggunakan tiga titik berspasi ( … ) jika ada bagian yang dikutip dihilangkan.
  3. Menyebutkan sumber sesuai dengan teknik notasi yang digunakan.
  4. Bila kitipan langsung pendek ( tiidak lebih empat baris ) dilakukan dengan cara :
    1. Integrasikan langsung dalam tubuh teks
    2. Diberi jarak antar baris yang sama dengan teks
    3. Diapit oleh tanda kutip.
  5. Bila kutipan langsung panjang ( lebih dari empat baris ) dilakukan dengan cara.
1.      Dipisahkan dengan spasi ( jarak antar baris ) lebih dari teks.
2.      Diberi jarak rapat antar baris dalam kutipan.

3
Contoh Kutipan Langsung Pendek

            Kecerdasan emosi merupankan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan – perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.

            Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotipasi diri sendiri dan bertahan mengahadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih – lebihkan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a.

Contoh Kutipan Langsung Panjang

            Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan – perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Mayer dan Salovey mendefenisikan sebagai berikut :

Kutipan Tak Langsung

            Kutipan tak langsung adalah kutipan yang menuliskan kembali dengan kata – kata sendiri. Kutipan ini dapat dibuat panjang atau pandek dengan cara mengintegrasikan dalam teks, diapit dengan kata kutip dan menyebutkan sumbernya sesuai dengan teknik notasi yang dijadikan pedoman dalam penulisan karya ilmiah.

Contoh Kutipan Tak Langsung

            Secara empiris hal ini telah dibuktikan oleh jepang melalui Restorasi Meiji telah berhasil memodernisasi bangsa jepang menjadi bangsa yang maju dengan jalan membanahi jalan system pendidikannya terutama pada  jenjang pendidikan tinggi. Faktor pendidikan dalam proses modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi adalah perubahan pandangan hidup yang didorong oleh cara berpikir.


4
2. Catatan Kaki

            Catatan kaki adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan, Fungsi catatan kaki adalah memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek legalitas untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah etika akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis. Ada beberapa cara yang digunakan dalam menuliskan sumber kutipan, antara lain :

  1. Nama pengarang hanya satu orang
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan ( Bandung : Remaja Rosdakarya. 1996 ), hlm.39.atau
Murice N.  Richter, Jr. Science as a Cultural Process ( Cambridge Schenkmsn. 1972 ), hlm.4.
  1. Nama Pengarang yang jumlahnya dua orang dituliskan lengkap
David B. Brinkerhoff dan Lynn K. White , Sociology ( St Paul : Wst Publishing Company. 1988), hlm.585.
  1. Nama pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang ditulis lengkap, sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. ( et al : dan lain – lain ).
Jhon A.R. Wiison, Milsred C. Robeck, and William B. Micheal, Psychological Foundation of Learning ang Teaching ( New York : McGraw-Hill Book Company.1974 ), hlm.406.
Dan
Carrick Martin et al., Introduction to Accounting. edisi ke 3 ( Singapore”Mc.Graw-Hill. 1991), hlm.123.
  1. Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebut halamannya dengan singkatan p. ( pagina ) atau h. ( halaman ). Sekiranya kutipan 1 sampai 5 maka dikutip p. 1-5 atau hlm.
David Harrison. The Sociology of Modernezation and Development,( London: Unwin Hyman Ltd.. 1988), hlm.20-21.
Abin Syamsudin Makmun. Psikologi Pendidikan ( Bandung: Remaja Rosdakarya.1996), hal.39-44.
  1. Sebuah makalah yang di publikasikan dalam majalah, Koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut.
5
  1. Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi Op. cit. ( opera citato : dalam karya yang telah dikutip ), Loc. Cit. ( loco citato: dalam tempat yang telah dikutip dan ibid, (  ibidem: dalam tempat yang sama ). Untuk pengulangan maka pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselangkan oleh pengarang lein maka digunakan notasi ibid.
  2. Kadang – kadang kita ingin mengutip sebuahperyataan yang telah ada dalam karya tulis yang lain.untuk itu kedua sumber itu kita tulis.
  3. Kadang – kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah diterjemahkan.untuk itu maka kedua sumber itu kita tuliskan.
  4. Majalah/Jurnal Ilmiah.
  5. Interviu
  6. Tidak dipublikasikan
  7. Buku yang terdiri beberapa jilid yang mempunyai judul umum namun tiap jilid mempunyai subjudul sendiri.
  8. Dokumen
  9. Situs Internet.

c. Daftar Pustaka
            Daftar pustaka merupakan rujukan penulis selama ia melakukan dan menyusun penulisan baik sebagai penunjang maupun sebagai data. Ada beberapa teknik penulisan daftar pustaka. Semua teknik yang dipilih dapat menyesuaikan dengan pedoman yang kita pilih.namun demikian, pada dasarnya daftar pustaka digunakan untuk membantu mengenal ruang lingkup penulis, memberikan informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan mendalam dari pada kuitipan yang digunakan penulis, dan membantu paembaca memilih referensi dan materi dasar studinya.

            Teknik penulisan daftar pustaka sebagai berikut :
*      Baris pertama dimulai pada margin kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3 ketekukan ke dalam.
*      Jarak antar baris 1,5 spasi
*      Diurutkan berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis.
*      Jika penulis yang sama menulis lebih dari satu karya tulis yang dikutip, nama penulis harus ditulis berulang.
6
*      Urutan penulisan : nama penulis diawali nama keluarga penulis, tahun tertebitan, judul karya tulis dengan menggunakan huruf capital di awal kata, dan data publikasi berisi nama kota dan nama penerbit karya yang dikutip.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

            Brotowidjoyo, Mukayat D. 2002. Penulilsan Karangan Ilmiah.
( Edisi ke – 2 ). Jakarta : Akademika Pressindo.

2. Bahasa Dalam Karya Tulis Ilmiah
a. Bahasa Ilmiah
            Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah agar karya tulisnya komunikatif, karya tulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis sistematis, dan lugas, karya tul;is ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alas an – alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan – satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung  menunjukkan persoalan dan tidak berbunga – bunga. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa.

1. Ciri – ciri Bahasa Ilmiah
  • Bahasa ilmiah harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar ataupun mendua.
Contoh : “enelitian ini mengkaji metode pembelajaran CTL.objek yang efektif dan efisien”
  • Bahasa ilmiah mendefenisikan secara tepat istilah, dan pengertian yang berkaitan dengan suatu penelitian, agar tidak menimbulkan kerancuan.
  • Bahasa ilmiah itu singkat, jelas, dan efektif.
Contoh : “ tulisan ini ( dilakukan dengan maksud untuk ) membahas kecendruangan peningkatan kompetensi guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2006 .
2. Kalimat Yang Efektif
  • Kalimat yang membangkitkan acuan dan makna yang sama dibenak pendengar atau pembaca dengan yang ada dibenak pembicara atau penulis.


7
  • Kaliamat efektif ditentukan oleh :
Ø      Keterpaduan kalimat : mengacu pada penalaran ( deduksi, induksi, top-down, bottom-up,dan lain – lain ).
Ø      Koherensi kalimat : mengacu pada hubungan timbal-balik antara kalimat – kalimat.
Contoh :
Kalimat Tidak Efektif
Kalimat Efektif

  • Membahayakan bagi penderita
  • Membericarakan tentang penyakit
  • Mengharapkan akan tindakan
  • Para dokter saling Bantu membantu
  • Keharusan dari pada dilakukannya tindakan pembedahan.

  • Membahayakan penderita
  • Membicarakan penyakit
  • Mengharapkan tindakan
  • Para dokter saling membantu
  • Keharusan melakukan pembedahan

3. Koherensi Kalimat
Hal – hal yang dapat menganggu koherensi kalimat
  • Tempat kata
- Pekan Kesenian Bekas Penyandang Kusta Nasional
  • Pemilihan dan Pemakaian Kata
- Memilih kata depan atau kata penghubung yang salah  :
  • Dari hasil perhitungan …
- Memilih dua kata yang kontradiktif atau medan maknanya tumpang tindih.
  • Banyak siswa – siswa …
  • Suatu ciri – ciri yang didapatkan …
- Menggunakan kata yang tidak sesuai :
  • Walaupun banyak artikel bberpendapat …
- Menggunakan nama atau istilah yang benar, tetapi penulisannya keliru.

b. Penerapan Ejaan yang Disempurnakan
1. Penggunaan Spasi
            Penggunaan spasi setelah tanda baca sering tidak dipindahkan. Menurut ketentuan yang berlaku, setelah tanda bbaca ( titik, koma, titik koma, titik kedua, tanda satu, tanda Tanya ) harus ada spasi, jarak satu pukulan ketikan.

8
2. Penggunaan Garis Bawah Satu
            Garis bawah satu dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk menandai kata – kata atau bagian – bagian yang harus dicetak miring apabila karya tulis ilmiah itu diterbitkan. Garis bawah satu dipakai pada 1 anak bab, 2 ) subanak bab, 3 ) kata asing atau kata daerah , 4 ) judul buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam naskah. 
Contoh :

1)     Anak Bab
Misalnya
1. Latar Belakang dan Masalah
2)     Subanak Bab
Misalnya :
1.1.1       Latar Belakang
1.1.2       Masalah
3)     Kata Asing atau kata Daerah
Acceptence boundary “batas penerimaan”
Papalingpang  ( Sd ) bertentangan.
4)     Judul buku, majalah, atau surat kebar yang diterbitkan
Misalnya :
Buku Dasar – dasar Gizi Kuliner
Majalah Intisari
Surat kabar kompas

            Garis bawah satu itu dibuat terputus – putus kata demi kata, sedangkan spasi ( jarak kata dengan kata ) tidak perlu digarisbawahi sebab yang akan dicetak miring adalah kata itu sendiri.

c. Pemenggalan Kata
Apabila pemenggalan atau penyukuran sebuah kata dalam penggantian baris, kita harus membubuhkan tanda kurang ( - ), dengan tidak didahului spasi dan tidak dibubuhkan dipinggir ujung baris.
Berikut dicantumkan kaidah penyukuhan sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa indonesia yeng disempurnakan.


9
1.            Kalau ditngah kata ada dua vocal yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara kedua vocal.
Misalnya : bi-arkan, mema-lukan, pu-sing.
2.            Kalau ditengah kata ada dua vocal yang mengapit sebuah konsonan ( termasuk ng, nya, dank h ), pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan.
Misalnya : pu-jangga, terke-nal, meta-nol, muta-khir.
3.            Kalu ditengah kata ada dua konsonan atau lebih, pemisahan tersebut dilakukan diantara konsonan.
Misalnya : hid-roponik, resep-sionis, lang-sung.
4.            Kalu ditengah kata ada dua tiga konsonan atau lebih, pemisahan tersebut dilakukan diantara konsonan pertama dan konsonan kedua.
Misalnya : Indus-trial, kon-struksi, in-stansi, ben-trok.
5.            Jika kata berimbuhan atau berpartikel dipenggal, kita harus memisahkan imbuhan atau partikel itu dari kata dasarnya ( termasuk imbuhan yang mengalami perubahan bentuk ).
Misalnya : pelapuk-an, me-ngisahkan,peng-awetan.

d. Penulisan di sebagai kata Depan dan Awalan
1. Penulisan disebagai kata depan

            Di   yang berfungsi sebagai kata depan harus dituliskan terpisah dari kata yang mengiringinya. Biasanya  di  sebagai kata depan ini berfungsi menyatakan arah atau tempat dan merupakan jawaban atas pernyataan dimana.

Contoh – contohpenggunaan di kata depan :

di samping                di rumah                    di timur
di persimpangan      di sebelah utara        di belakang
di pasar                      di sungai                    di depan
di luar kota                 di took
di kantor                     di losmen




10
2. Penulisan di- sebagai Awalan
            Di  yang berpungsi sebagai awalan membentuk kata kerja pasif dan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Pada umumnya, kata kerja pasif yang berawalan   di-dapat diubah menjadi kata kerja aktif yang berawalan meng-(meN-).

Misalnya :
Diubah berlawanan dengan mengubah
Dipahami berlawanan dengan memahami
Dilihat berlawanan dengan melihat
Dimeriahkan berlawanan dengan memeriahkan
Diperlihatkan berlawanan dengan memperlihatkan.

e. Penulisan  ke  sebagai Kata Depan dan Awalan
1. Penulisan  ke  sebagai kata depan
            Ke   yang berfungsi sebagai kata depan, biasanya menyatakan arah atau tujuan dan merupakan jawaban atas pertanyaan kemana.

Ke belakang                          ke muka                                 ke kantor
Ke kecamatan                      ke lokasi penelitian              ke rumah
Ke pinggir                              ke atas                                   ke pasar
Ke sini                                    ke samping                          
Ke bawah                               ke dalam

2. Penulisan ke-sebagai Awalan
            Ke-yang tidak menunjukkan arah atau tujuan harus dituliskan serangkai dengan kata yang mengiringinya karena ke-seperti itu tergolong imbuhan,
Misalnya :
kelima                                    kepagian
kehadiran                  keterampilan
kekasih                      kepanasan
kehhendak                kedinginan
ketua                          kehujanan



11
f. Penulisan Partikel
1. Penilisan Partikel pun
            Pada dasarnya, partikel pun yang mengikuti kata benda, kerja, sifat, bilangan harus dituliskan terpisah dari kata yang mendahuluinya karena pun di sana merupakan kata yang lepas.

Menangis                              di rumah pun
Seratus pun                           satu kali pun
Selari pun                              tingginya pun
Segera pun                           apa pun
Sesuatu pun                          ke mana pun


2. Penulisan Partikel per
            Partike per yang berarti mulai demi atau tiap dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya :
Per meter                   per kilogram
Per orang                   per oktober
Per kapita                  per januari
Patu per Satu            per liter

B. FORMAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
            Karya tulis ilmiah seperti laporan penelitian, umumnya dituliskan diatas kertas warna putih jeis HVS 80 gram ( atau dapat juga 70 gram ), ukuran 21,5 x 28 cm ( A4 ) pengetikan menggunakan jenis huruf tertentu yang dilakukan hanya pada satu sisi kertas.
Pada bagian pengantar tulisan, yang terdiri kata pengantar,daftar isi,table,gambar,lampiran,dan abstrak,diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil ( I,ii,iii,….).selanjutnya mulai dari pendahuluan ( Bab I ) sampai halaman terahir digunakan angka arab 1,2,3,……dan jarak pada bagian bawah,atas adalah mengunakan ukuran 1,5 cm.



12
1. Tata Cara Penulisan
            Penulisan karya tulis ilmiah tidak saja didasarkan pada isi materi yang disajikan tetapi juga pada tampilan atau wujud fisik karya tulis tersebut. Tampilan fisik tersebut dapat dinilai dari format, tata cara dan bentuk penyajian, kerapian dan kesuaian penyajian dengan tata aturan penulisan ilmiah yang berlaku

a. Penulisan Judul
            Hal terbaik dapat dilakukan penulisan adalah menyesuaikan dengan pedoman penulisan yang telah ditetapkan oleh instansi pemberi tugas.

b. Penyajian Gambar dan Tabel
            tulisan ilmiah imumnya dilengkapi dengan gambar, table, rumus – rumus atau persamaan – persamaan, yang diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan kanan kertas. Setiap table dan gambar harus diberi nomor urut dan judul.Nomor urut menggunakan angka dua arab yang dipisahkan tanda titik.

c. Penomoran Halaman
            Untuk penomoran halaman dibedakan nomor halaman sebagai berikut :
1.      Penomoran halaman awal misalnya : I,ii,iii,iv,v.
2.      Penomoran halam inti ditulis dengan angka arab misalnya : 1;2;3;4;5;
3.      Penomoran tersebut pada point  a  diletakkan dibagian bawah tengah
( bottom-centre ), sedangkan point  b  diletakkan disudut kanan atas ( top-right ) atau
kanan bawah ( bottom-left ), kecuali pada halaman judul bab penomoran halaman
diletakkan dibagian bawah tengah ( bottom-centre )
4.   penomoran table, grafik, dan sebaggainya menggunakan nomor tersendiri.

d. Kriteria Penulisan Batas Margin
1. samping kiri ( left ) dan atas ( top ) : 4 cm;
2. samping kanan ( right ) dan bawah ( bottom ) : 3 cm;
3. jarak antara baris adalah 1,5 spasi atau dua spasi, kecuali inti kutipan langsung, judul
    Daftar, table maupun gambar, dan daftar pustaka yang menggunakan 1 spasi.
4. alenia baru dimulai pada ketukan keenam atau tab;
5. judul bab menggunakan ( semua ) huruf capital tanpa titik dan garis bawah biasanya
    dengan font 14 TTimes Roman-Bold;

13
6. subbab diberi garis bawah untuk masing – masing kata, sedangkan untuk sub-subbab
    cukup diberi titik saja,contoh :

BAB II
HAKEKAT BELAJAR MENGAJAR

2.1       Konsep belajar
            2.1.1 istilah dan pengertian belajar
            2.2.2 dan seterusnya
2.2 dan seterusnya

 
Model 1










Model 2
BAB II
HAKEKAT BELAJAR MENGAJAR

A. Konsep Belajar
            2.1.1 istilah dan pengertian belajar
            2.2.2 dan seterusnya
B. dan seterusnya

 













g. Penomoran sub judul diketik dengan susunan sebagai berikut :
Cara 1 :
1.1  …………………….
1.1.1       ………………….
1.1.2       ………………….

Cara 2 :
A. ………………………
1. ……….
2. ……….
a. ……….




14
h. Hasil lembaran – lembaran tindasan ( ketik maupun computer ) harus terbaca jelas
i. Untuk kesalahan kata, kalimat, ragaan, table, grafik, dan sebagainya dibuatkan ralat
   khusus tersendiri, dengan mencantumkan hal dan letak yang diralat.

2. Format Halaman Sampul dan Isi Karya Tulis




JUDUL DIKETIK TEBAL : SEMUA HURUF KAPITAL TANPA TANDA BACA DI AKHIRI JUDUL JIKA JUDUL LEBIH SATU BARIS SPASI DIJADIKAN SATU SETENGAH





Oleh
Median Akbar




DEPARTEMAN PENIDIDKAN NASIONAL
TAHUN 2011
 

                                                            3 cm
















4 cm                                                                                                                             3 cm
 













































15
Pengantar Penelitian Pendidikan


ABSTRAK


Judul ABSTRAK ditengah baris pertama teks abstrak diketik 3 spasi dari judul ABSTRAK. Teks diketik dengan spasi tunggal menggunakan huruf New Roman 10 point. Teks abstrak diketik rata kanan – kiri ( justify ). Panjang Abstrak 75 – 100 kata, hanya satu paragraph.

Kata kunci : diurutkan sesuai dengan abjad, tiap kata kunci diakhiri tanda titik koma ( ; ) kecuali yang terahir ( ditutup dengan tanda baca titik ). Jarak baris satu spasi.
 

















































16
BAGIAN 3 Penelitian Bidang Pendidikan

Nomor
halaman
 



A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Jarak 2 x 1,5 spasi
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
 


















































17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar