BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap hari kita menggunakan bahan
pembelajaran tercetak seperti buku pelajaran, modul, hand out, atau pun LKS.
Jadi sudah gak asing lagi kan dengan istilah-istilah tersebut, apalagi saat
kita akan mengulas tentang bahan ajar cetak untuk pembelajaran. Bahan ajar
cetak merupakan bahan pembelajaran yang sangat umum digunakan oleh para
guru/instruktur, walaupun masih sedikit sekali para guru yang memiliki
kemampuan untuk mengembangkannya. Biasanya sih karena para guru sudah terbiasa
menggunakan bahan pembelajaran cetak yang sudah jadi dan beredar luas di
pasaran. Gak salah sih, tapi ketergantungan tersebut membuat para guru jadi
tidak kreatif untuk menulis dan mengembangkan materi ajar sesuai dengan
karakteristik siswa yang dihadapinya. So sangat penting jika para guru memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang memadai tentang bahan pembelajaran cetak yang
baik untuk menunjang proses pembelajaran. Apa sih bahan ajar cetak itu? Bahan
ajar cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan
teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat materi yang berupa ide,
fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam mata pelajaran
sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran.
Bahan ajar gak sama dengan buku teks. Kalau buku teks bersifat umum dan
cuma memuat materi pelajaran aja, maka bahan ajar cetak gak begitu. Bahan ajar
cetak lebih bersifat khusus dan lengkap. Artinya khusus bagi siapa bahan ajar
tersebut ditujukan sehingga sangat sesuai dengan calon penggunanya dan lengkap
berarti hal-hal yang dipandang perlu dalam proses pembelajaran juga dicantumkan
pada bagian karakteristik bahan ajar cetak tersebut. Selain itu penyusunannya
harus sesuai dengan kurikulum sekolah yang digunakan. Menurut DIKTI “bahan ajar
merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang
digunakan guru dan siswa dalam KBM, sedangkan buku teks merupakan sumber
informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu
tertentu.”1 Kalau Kemp dan Dayton berpendapat bahwa bahan ajar cetak
didefinisikan sebagai sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi
B.
Rumusan
Masalah
1. Sebutkan
yang di maksud dengan bahan ajar cetak?
2. Sebutkan
Manfaat dari pengembangan bahan ajar Modul?
3. Sebutkan
manfaat dari pengembangan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS)?
4. Sebutkan
Manfaat dari pengembangan bahan ajar Hand Out?
C.
Manfaat
1. Dapat
mengetahui apa itu bahan ajar cetak.
2. Dapat
mengetahui Manfaat dari pengembangan bahan ajar Modul.
3. Dapat
mengetahui manfaat dari pengembangan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS).
4. Dapat
mengetahui manfaat dari pengembangan bahan ajar Hand Out.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar cetak dapat diartikan
sebagai perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu
bahan pembelajaran cetak memuat materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip,
kaidah atau teori yang tercakup dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin
ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran.
B.
Manfaat
Dari Modul
1.
Arti dan Karakteristik Modul
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul
merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran.
Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan
belajar secara individual. Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu
unit pelajaran berikutnya sebelum menyelesaikan secara tuntas materi
belajarnya. Dengan modul siswa dapat mengontrol kemampuan dan
intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana saja. Lama penggunaan
sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan modul juga disebutkan
waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu. Akan tetapi
keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat beberapa
menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara tersendiri atau
diberi variasi dengan metode lain.
Pembelajaran dengan modul
memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai berikut:
1)
Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep
atau unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam
pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam
penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
2) Pengakuan atas
perbedaan-perbedaan individual
Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan
individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh
siswa secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa
diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3)
Memuat rumusan tujuan
pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.
Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan
pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat
berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun modul, guru, dan bagi siswa.
Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk menentukan media dan
kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi
guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk
menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan.
4)
Adanya asosiasi,
struktur, dan urutan pengetahuan
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat
membaca teks dan melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur
dan urutan maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti
struktur pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti
urutan kegiatan belajar secara teratur.
5)
Penggunaan berbagai
macam media (multi media)
Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya
berbagai macam media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa
berbeda-beda terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar
menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau
televisi.
6)
Partisipasi aktif dari siswa
Modul
disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada dalam modul
tersebut bersifat self instructional,
sehingga akan terjadi keaktifan belajar yang tinggi.
7)
Adanya reinforcement
langsung terhadap respon siswa
Respon
yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan mendapat
koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan
dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah
disediakan.
8)
Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa
atas hasil belajarnya
Dalam
pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi, sehingga
darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat
penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya.
Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas
dasar:
1)
prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective model)
2)
prinsip belajar mandiri
3)
prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)
4)
penataan materi secara modular yang utuh dan
lengkap (self contained)
5)
prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran
6)
penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).
2.
Teknik Pengembangan Modul
Mengembangkan modul
berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan yang
digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan
bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang
bersifat sangat formal. Ada tiga teknik yang
dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono,
dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan
penataan informasi:
a)
Menulis Sendiri (Starting from Scratch)
Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam
bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa
dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping penguasaan
bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta
belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan
balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis pembelajaran, dan
silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub
pokok bahasan yang tercantum dalam silabus.
b) Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging)
Penulis/guru
tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi
yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi
karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan
berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian
disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan
keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan
umpan balik.
c) Penataan Informasi (Compilation)
Cara ini
mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan
yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah,
artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan,
digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih,
dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang
hendak digunakan.
3.
Komponen-komponen Modul
Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di
dalam modul, yaitu tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar,
latihan; rambu-rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci
jawaban tes formatif Kedelapan komponen tersebut akan dijelaskan satu persatu
dalam bagian selanjutnya.
a)
Tinjauan Mata Pelajaran
Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum
mengenai keseluruhan pokok-pokok isi mata pelajaran yang mencakup:
1) Deskripsi mata pelajaran
2) Kegunaaan mata pelajaran
3) Kompetensi dasar
4)
Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
5) Petunjuk Belajar
Petunjuk
memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus
dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan prosedur yang dilakukan.
Perlu dipahami bahwa
letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung
kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu mata
pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran
terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata
pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran
karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada
setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam
memahami kegunaan mata pelajaran.
b) Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan
pembelajaran suatu modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat
hal-hal sebagai berikut:
1) Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi
singkat
2) Indikator yang ingin dicapai melalui sajian
materi dan kegiatan modul
3) Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan dan keterampilan yang
sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal itu.
4) Relevansi, yang terdiri atas:
a.
Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam
modul itu dengan mateni dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata
pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross
reference)
b. Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam
pengembangan dan pelaksanaan tugas guru secara profesional
5) Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar)
secara logis
6) Petunjuk belajar berisi panduan teknis
mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik.
Pendahuluan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1)
Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu
2)
Urutan sajian yang logis
3)
Mudah dicerna dan enak dibaca
c)
Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam
pemaparan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang
disebut Kegiatan Belajar. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mempelajari materi tersebut. Tujuan yang telah dirumuskan dapat
tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu disusun secara
sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau
penjelasan secara rinci tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh
konkrit dan non contoh. Sedapat mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau
grafik. Urutan penyajian seperti ini yang dimulai dengan penjelasan kemudian
diikuti dengan contoh. Urutan penyajian dapat pula dimulai dengan contoh dan
non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti dengan penjelasan tentang konsep
yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian
dan contoh yang dirancang untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca.
Berikut akan dijelaskan kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.
a. Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan
materi-materi pelajaran berupa: fakta/data, konsep, prinsip,
generalisasi/dalil, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan
masalah.
Paparan
tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk
merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning experiences). Pengalaman belajar diupayakan menampilkan
variasi proses yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi
reflektif, konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman
pelajaran disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk
mata pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang bersifat
pengetahuan. Prinsip dalam penyajian uraian harus memenuhi syarat-syarat:
1)
materi harus relevan dengan esensi kompetensi.
2)
Materi berada dalam cakupan topik inti
3)
Penyajiannya bersifat logis, sistematis,
komunikatif/interaktif, dan tidak kaku
4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang
menarik dan menantang
b. Contoh
Contoh
adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang mewakili/mendukung
konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk memantapkan pemahaman pembaca
tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai,
prosedur/metode, keterampilan dan masalah.
Prinsip dalam
penyajian contoh hendaknya:
a. Relevan dengan isi uraian
b. Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
c. Jumlah dan jenisnya memadai
d. Logis (masuk akal)
e. Sesuai dengan realitas
f. Bermakna
c. Latihan
Latihan
adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa setelah
membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar
secara aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan
belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik
setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di
akhir uraian. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan latihan:
a.
Relevan dengan materi yang disajikan
b.
Sesuai dengan kemampuan siswa
c.
Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d.
Bermakna (bermanfaat)
e.
Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis
f.
Penyajiannya sesuai dengan karakteristik setiap
mata pelajaran
d.
Rambu-rambu Jawaban latihan
Rambu-rambu
jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam
mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini adalah untuk
mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan
atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi pembelajaran.
e. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang
disajikan pada kegiatan belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan
dan memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat mengkondisikan
tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam
pikiran siswa. Rangkuman
hendaknya memenuhi ketentuan:
a)
Berisi ide pokok yang telah disajikan
b)
Disajikan secara berurutan
c)
Disajikan secara ringkas
d)
Bersifat menyimpulkan
e)
Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
f)
Memantapkan pemahaman pembaca
g)
Rangkuman diletakkan sebelum tes fonnatif pada setiap kegiatan belajar
h)
Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata-kata
yang sulit dipahami.
f.
Tes Formatif
Pada setiap modul selalu disertai lembar
evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya berupa tes. Evaluasi ini dilakukan
untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai atau belum. Tes
formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok
bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes formatif
ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai
dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya. Tes formatif secara
prinsip harus memenuhi syarat-syarat:
a)
Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah
dirumuskan
b) Materi tes benar dan logis, baik dari segi
pokok masalah yang dikemukakan maupun dart pilihan jawaban yang ditawarkan
c) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting
d)
Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan
butir soal
g.
Kunci Jawaban Tes
Formatif dan Tindak Lanjut
Kunci jawaban tes
formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling akhir suatu modul. Jika
kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci jawaban tes formatif terletak
setelah tes formatif kegiatan belajar 2, dengan halaman tersendiri. Tujuannya
agar siswa benar-benar berusaha mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban
terlebih dahulu. Lembar ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan.
Jawaban siswa terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan
dengan cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini.
Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi
kegiatan belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini berisi petunjuk
tentang cara siswa memberi nilai sendiri pada hasil jawabannya.
4.
Pemanfaatan Modul dalam
Pembelajaran di Kelas
Pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan modul pada dasarnya menggunakan sistem belajar secara
individual. Namun dapat pula digunakan pada sistem pembelajaran klasikal. Jika
pembelajaran bersifat individual maka
siswa akan belajar dari modul satu ke modul berikutnya sesuai dengan
kecepatannya masing-masing. Mengingat kecepatan masing-masing siswa tidak sama,
maka dalam perjalanan belajarnya dari
hari ke hari, jarak antara siswa yang pandai dengan siswa yang lamban makin
lama makin besar. Teknik ini akan mudah bila di suatu kelas siswanya sedikit,
namun jika jumlah siswa dalam suatu kelas jumlahnya banyak, dan juga mata
pelajaran yang dipelajarinya jumlahnya banyak maka pelaksanaan pembelajarannya
menjadi lebih rumit.
Pembelajaran dengan
sistem modul jika diterapkan untuk
pembelajaran secara klasikal, maka siswa akan belajar dalam waktu
bersamaan dan untuk melanjutkan ke modul berikutnya juga dapat bersamaan.
Kepada siswa-siswa yang selesainya lebih cepat dari pada teman-temannya, maka
siswa tersebut akan memperoleh modul pengayaan untuk dipelajarinya dalam sisa
waktu yang tersedia. Kemudian setelah itu dilakukan evaluasi yang dapat
dikerjakan secara individual maupun secara klasikal.
C.
Manfaat
Dari LKS (Lembar Kerja Siswa)
Lembar
kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan
dalam lembar kegiatan, harus memuat kompetensi dasar yang akan dicapainya.
Langkah-langkah penulisan LKS, sebagai berikut:
1) Melakukan
analisis kurikulum: SK, KD, Indikator dan Materi Pembelajaran.
2) Menyusun
peta kebutuhan LKS.
3) Menentukan
judul LKS.
4) Menulis
LKS.
5) Menetukan
alat penilaian
Struktur LKS
secara umum adalah sebagai berikut:
1) Judul,
Mata Pelajaran, Semester, Tempat.
2) Petunjuk
Belajar
3) Kompetensi
yang akan dicapai
4) Indikator
5) Informasi
Pendukung
6) Tugas-tugas
dan langkah-langkah kerja
7) Penilaian
D.
Manfaat
Dari Hand Out
Handout atau
HO adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik ketika mengikuti
kegiatan perkuliahan. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh
pembicara. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi
atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi mahasiswa.
1.
Bantuk Handout
Bentuk
Handout dapat bervasiasi. Menurut Nurtain bentuk Handout ada 3 yaitu :
a)
Bentuk catatan, Handout
ini menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok tentang suatu topik yang
akan dibahas.
b)
Bentuk diagram, Handout
ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar, baik yang dilukis secara lengkap
maupun yang belum lengkap.
c)
Bentuk catatan dan
diagram, Handout ini merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua.
2.
Penyusunan Handout
Handout
disusun atas dasar kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.
Dengan demikian maka Handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya
merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya peserta didik dalam
belajar untuk mencapai kompetensinya. Langkah-langkah menyusun Handout adalah
sebagai berikut :
a)
Melakukan analisis
kurikulum.
b)
Menentukan judul
Handout, disesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang akan
dicapai.
c)
Mengumpulkan referensi
sebagai bahan penulisan. Diutamakan referensi terkini dan relevan dengan materi
pokoknya.
d)
Menulis Handout dengan
kalimat yang singkat padat namun jelas.
e)
Mengevaluasi hasil
tulisan dengan cara dibaca ulang untuk menemukan kemungkinan
kekurangan-kekurangan.
f)
Menggunakan berbagai
sumber belajar yang dapat memperkaya materi Handout misalnya buku, internet,
majalah, dan jurnal hasil penelitian.
Pertimbangan
yang perlu dilakukan dalam memilih Handout adalah :
a)
Substansi materi
memiliki relevansi yang dekat dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang
harus dikuasai peserta didik.
b)
Materi memberikan
penjelasan secara lengkap tentang defenisi, klasifikasi, prosedur,
perbandingan, rangkuman, dan sebagainya.
c)
Padat pengetahuan.
d)
Kebenaran materi dapat
dipertanggung jawabkan.
e)
Kalimat yang disajikan
singkat dan jelas.
f)
Dapat diambil dari buku
atau internet.
Dalam penyusunan
Handout harus singkat dan jelas. Menurut Aziz, persyaratan suatu Handout yaitu
:
a)
Handout memuat kerangka
materi yang mungkin berisikan pernyataan, definisi, konsep, rumus, dan
sejenisnya.
b)
Disajikan dalam bentuk
pernyataan, daftar, dan diagram.
c)
Penyajian informasi
hendaknya diringkas, padat, dan mudah dipahami siswa.
Unsur-unsur penyusun Handout adalah
:
a)
Standar kompetensi.
Adalah tujuan yang dicapai siswa setelah diberi satu pokok bahasan yang
berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang hal-hal yang dikuasai siswa.
b)
Kompetensi dasar.
Adalah tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti pelajaran untuk 1 kali
pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus pada siswa pada sub pokok bahasan
yang sedang dihadapi.
c)
Ringkasan materi
pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari bahan ajar yang akan disampaikan
atau diberikan pada siswa dan telah disusun secara sistematis. Fungsinya agar
memungkinkan siswa dapat mengetahui sistematika pelajaran yang harus dikuasai,
sekaligus memandu siswa dalam pengayaan diluar proses mengajar dikelas.
d)
Soal-soal. Adalah
permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah ia menerima atau mempelajari
materi pelajaran tersebut, penyelesaian soal itu dikumpul atau dinilai,
kemudian dibahas secara bersama-sama untuk membantu siswa dalam melatih
memahami materi pelajaran yang akan diberikan.
e)
Sumber bacaan. Adalah
buku atau bahan ajar apa saja yang akan digunakan atau menjadi sumber dari
materi pelajaran yang diberikan. Fungsinya untuk menelusuri lebih lanjut materi
pelajaran yang akan disampaikan.
3.
Manfaat Handout
Menurut Davies
kegunaan Handout dapat membantu siswa untuk :
a)
Memperoleh informasi
tambahan yang belum tentu mudah diperoleh secara cepat dari tempat lain.
b)
Memberikan rincian
prosedur atau teknik pelaksanaan yang terlalu kompleks bila menggunakan media
audiovisual.
c)
Materi yang terlalu
panjang/kompleks yang telah diringkas dalam bentuk catatan yang mudah dipahami.
Keuntungan
penggunaan media Handout menurut Davies adalah sebagai berikut :
a) Dapat
menghemat waktu
b) Dapat
menggantikan catatan siswa
c) Memelihara
kekonsistenan penyampaian materi dikelas oleh guru.
d) Siswa
dapat mengikuti struktur pelajaran dengan baik.
e) Siswa
akan mengetahui pokok yang diberikan oleh guru
Keuntungan yang
diperoleh dengan menggunakan media Handout dalam kegiatan belajar mengajar
diantaranya adalah dapat merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran,
meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar serta memelihara
kekonsistenan penyampaian materi pelajaran dikelas oleh guru sesuai dengan
perancangan pengajaran. Selain itu keuntungan menggunakan media Handout dalam proses
mengajar antara lain :
a) Untuk
memperkenalkan informasi atau teknologi baru.
b) Untuk
dapat memeriksa hasil pembelajaran siswa.
c) Untuk
mendorong keberanian siswa berprestasi.
d) Untuk
dapat membantu pengetahuan ingatan dan penyempurnaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengembangan bahan ajar
penting dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran.
Bahan ajar yang dikembangkan tersebut memiliki peran penting baik bagi guru
maupun siswa. Dalam mengembangkan
bahan ajar modul,
LKS, dan Handout guru perlu memperhatikan prosedur dan komponen-komponen
modul, LKS, dan Handout. Komponen-komponen
tersebut meliputi tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar,
latihan, rangkuman, tes formatif, dan
kunci jawaban tes formatif dan tindak lanjut. Pemanfaatan modul, LKS, dan Handout dalam proses pembelajaran disuatu kelas dapat
dilakukan pada sistem pembelajaran individual maupun klasikal.
B.
SARAN